MODUL 13 : KESIAGAAN DAN TANGGAP DARURAT
MENCEGAH DAN MENGURANGI DAMPAK DARI KEJADIAN YANG TIDAK DIINGINKAN
MENCEGAH DAN MENGURANGI DAMPAK DARI KEJADIAN YANG TIDAK DIINGINKAN
Tujuan dan makna kesiagaan
dan tanggap darurat adalah untuk memastikan bahwa organisasi dapat melakukan
tindakan yang efektif dalam situasi darurat, dan meminimisasi dampak lingkungan
yang ditimbulkan saat dan setelah keadaan darurat tersebut terjadi.
Darurat adalah segala kejadian abnormal yang berpotensi mengakibatkan
penyimpangan terhadap peraturan lingkungan dan mempunyai potensi nyata
membahayakan lingkungan. Keadaan darurat merupakan suatu kejadian yang tidak
pernah diharapkan terjadi, tidak pernah diketahui kapan akan terjadi, dan
bilamana terjadi akan mengakibatkan gangguan/kerusakan/kerugian terhadap
manusia dan atau lingkungan dan atau perusahaan.
Sebaik apapun kesiagaan organisasi, selalu saja ada suatu kejadian yang berada
di luar pengendalian, seperti bencana alam atau sabotase. Oleh karena itu
dibutuhkan suatu penilaian sistematik terhadap resiko dari semua potensi
keadaan darurat yang mungkin terjadi, dan menyusun rencana kesiagaan dan
tanggap darurat untuk memastikan bahwa organisasi memiliki kesiagaan yang
memadai dalam menghadapi suatu insiden atau keadaan yang tidak diharapkan.
Kesiagaan dan tindakan yang efektif dapat mengurangi kecelakaan, mencegah atau
mengurangi dampak lingkungan, melindungi karyawan dan masyarakat, mengurangi
hilangnya aset, dan mengurangi waktu henti produksi.
Program kesiagaan dan tanggap darurat yang efektif sebaiknya mencakup:
·
Penilaian potensi kecelakaan dan keadaan darurat;
·
Pencegahan insiden dan dampak lingkungan yang ditimbulkannya;
·
Prosedur / rencana mengatasi insiden;
·
Pengujian periodik prosedur/rencana kedaruratan; dan
·
Mengatasi dampak yang berkaitan dengan insiden.
Cara terbaik menghindari
keadaan darurat adalah dengan meminimisasi peluang terjadinya kejadian abnormal
yang berdampak ekstrim, disamping menyediakan sumberdaya yang memadai untuk
mengatasinya.
Organisasi sebaiknya memiliki rencana dan prosedur untuk mencegah dan melakukan
tindakan dalam keadaan darurat. Prosedur operasi tersebut sebaiknya
mempertimbangkan: (a) lepasnya emisi udara ke atmosfir, (b) buangan limbah ke
tanah dan air, (c) dampak terhadap lingkungan dan ekosistem akibat keadaan
darurat.
Rencana keadaan darurat sebaiknya memuat hal-hal berikut ini:
a.
Jasa dan personil yang bertanggungjawab untuk setiap kejadian
darurat;
b.
Tindakan aksi untuk keadaan darurat yang berbeda-beda;
c.
Data dan informasi tentang bahan-bahan berbahaya;
d.
Langkah yang harus dilakukan bila terjadi kecelakaan;
e.
Rencana pelatihan darurat dan uji coba (drill test).
Rencana dan prosedur
kesiagaan dan tanggap darurat harus dievaluasi dan diuji-coba secara periodik
untuk menilai kelengkapan, kesesuaian, dan keakuratan terhadap keadaan
sebenarnya. Rencana dan prosedur kesiagaan dan tanggap darurat harus direvisi
bilamana diperlukan sesuai hasil uji-coba yang dilaksanakan.
Waktu merupakan hal yang sangat penting dalam keadaan darurat. Semakin cepat
reaksi/tanggapan, maka semakin besar kesempatan untuk memperbaiki dan
menghindari potensi kerusakan. Ada tiga komponen utama yang menentukan tanggap
darurat dapat dilaksanakan dengan cepat, yaitu:
a.
Alokasi sumberdaya yang diperlukan pada tempat dan waktu yang
tepat;
b.
Melaksanakan sistem pemantauan efektif yang memberikan peringatan
dini bila terjadi suatu kejadian darurat;
c.
Melaksanakan uji coba keadaan darurat secara realistik, artinya
uji coba dilaksanakan tanpa pemberitahuan.
Organisasi harus
memastikan personil yang bertanggungjawab dalam pencegahan, pengendalian, dan
penanganan keadaan darurat memiliki pengetahuan dan kompetensi dalam bersiaga
dan bertindak. Untuk itu, organisasi sebaiknya memberikan pelatihan kepada
personil yang mendapatkan tanggungjawab tersebut.
Sangat penting organisasi melaksanakan kaji ulang kinerja tanggap darurat
setelah terjadi suatu insiden. Gunakan pengkajian ini untuk menetapkan apakan
dibutuhkan pelatihan tambahan, atau apakah prosedur/rencana kedaruratan harus
direvisi.
TIPS
·
Uji coba (drill test) merupakan cara terbaik untuk meningkatkan
kemampuan personil dan memperoleh umpan balik guna efektifitas rencana atau
prosedur kedaruratan.
·
Perbanyak salinan rencana (atau paling sedikit nama dan telepon
personil penting ) di sekitar tapak kegiatan, dan khususnya pada area dimana
resiko bahaya tinggi dijumpai. Informasi dalam salinan mencakup nomor telepon
koordinator kedaruratan, pemadam kebakaran setempat, polisi, rumah sakit
terdekat, dan lainnya yang diperlukan.
·
Mutakhirkan dan sempurnakan rencana dari hasil uji coba,
pelatihan, atau setelah kejadian darurat yang sebenarnya.
DAFTAR PERIKSA RENCANA KESIAGAAN DAN TANGGAP DARURAT
|
Apakah organisasi telah
memiliki hal-hal berikut:
·
potensi keadaan-keadaan darurat (misal: kebakaran, ledakan,
tumpahan atau lepasnya bahan berbahaya, dan bencana alam)?
·
bahan-bahan berbahaya yang digunakan di lokasi pabrki? (juga
lokasinya)
·
penanggungjawab kunci di organisasi? (termasuk koordinator
kedaruratan)
·
pengaturan dengan penyedia bantuan darurat setempat?
·
prosedur kedaruratan, termasuk prosedur komunikasi darurat?
·
lokasi dan tipe peralatan tanggap darurat?
·
pemeliharaan peralatan tanggap darurat ?
·
pelatihan/uji personil, termasuk tim tanggap darurat?
·
pengujian sistem alarm?
·
rute evakuasi dan peta pintu darurat, serta tempat berkumpul ?
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar